kisah sukses

Name:
Location: Yogyakarta, DIY, Indonesia

kami dua bersaudara kelahiran kota Palopo Sulawesi Selatan, saat ini kami berdomisili di Yogyakarta. ijinkanlah kami tuk berbagi apa yang selama ini telah kami pelajari, bukan kesombongan dan rasa serba bisa... hanya agar kita semua memiliki rasa optimisme dalam mengarungi hidup yang memang wajar kalau banyak masalah... meskipun usia terhitung muda, tetapi tempaan perjalanan nasib yang selalunya pahit, memaksa kami untuk tetap tegar yang akhirnya berbuah kedewasaan... dari kehidupan sosial dan ekonomi yang terhimpit itulah yang membuat kami selalu mencoba naik dan segala macam usaha yang baik telah kami lakukan... keadaan yang sering terjatuh justru tidak membuat kami patah semangat... tetapi malah semakin terdesak kepermukaan... sekitar 4 tahun lamanya kami belajar, sekaligus bekerja membangun jaringan usaha, dan kuliah managemen kepribadian... hingga saat ini telah ada hasilnya. saat ini kami menjalankan usaha didunia nyata maupun didunia maya... Sukses untuk kita semua..., Amin.

Thursday, April 5, 2007

Bacalah... Bukalah... Masuklah... Terimalah...

Dear sobat sukses,
kisah sukses adalah situs yang memuat tentang kisah kehidupan
dan informasi berbagai kisah nyata, pengalaman pribadi, hikayat, dongeng,
inspirasi, legenda, cerita, pengalaman hidup dan berbagai macam informasi
menarik lainnya yang anda bisa dapatkan dan manfaatkan sebaik mungkin.

kisah sukses, isi dan kandungan didalamnya sepenuhnya didedikasikan untuk
publik, gratis [all free for free people], sangat diperbolehkan untuk membaca,
mencerna, memaknai, dan mengaplikasikannya serta mengaktualisasikan kedalam
kehidupan yang sesungguhnya.

Dalam keyakinan kami, KNOWLEDGE BELONGS TO THE WORLD. ilmu adalah milik
semesta alam.

CHILI STORY

Long ago in Africa, a woman whose only son had died in an accident was full of
sorrow until she was told about the wise man who could bring her son back to
lire. The woman went to him and asked: “Tell me wise man, what magic potion can
bring my son back to life?”

He said to her: “I can give you the magic potion. But for it to work, you have
to find me chilli seeds from a house that has never known sorrow. These seeds
will drive out the sorrow that is now in your heart.”

The woman began her search. In the distance she saw a large, beautiful
bungalow. “Surely this is a house that has no problems!” she thought. Knocking
on the door she said: “I need your help. am looking for a home that has never
known sorrow. If you can give me some chilli seeds from your kitchen, it would
bring me back my happiness.”

The owner told her: “You’ve come to the wrong place...” and began to describe
the unhappiness that was surrounding the family.

“How sad the lives of these people are. Who better to help them than I, since
I have had misfortune of my own?” The woman went from house to house. But
wherever she went, she found one tale after another of sadness. She spent her
time helping these people make their lives better and their burdens lighter.

Soon, the woman found that her own sadness had gone. Her quest for the magical
chilli seeds had driven away her suffering. When she focused on others and
helped them with their sorrows, she was able to overcome her own.

PERTOLONGAN TUHAN

One day, a man was drowning in the water.
A boat came by and said, "Do you need any help?"
He said, "No, thank you. God will save me."

Then, another boat came by and said, "Do you need any help?"
And the man said, "No, thank you. God will save me."

Then he drowned and he went to heaven.
And he said, "God, why didn't you save me?"
And God said, "I've sent you two big boats, you dummy"

Diambil dari dialog dalam film "Pursuit of Happiness"

Note :
Kadang kita merasa do'a kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Kita
seringkali minta rizky yang melimpah, namun kehidupan kita tetap saja
susah.

Tanpa kita sadari bahwa Tuhan telah mengabulkan do'a kita. Bukankah
kesehatan yang kita miliki sudah merupakan rizky/anugerah yang tak
ternilai.

DIBALIK SERIBU RUPIAH..

Tepatnya tahun 2005 yang lalu,aku adalah seorang perantau yang diPHK dari
kerjaanku sebagai buruh pabrik,kemudian aku kerja disebuah perusahaan investasi
yang ada dikota S..yach..sebulan-dua bulan aku belum mendapatkan nasabah..dan
aku hampir putusasa karenanya. Karena diperusahaan ini karyawan harus
mendapatkan nasabah kemudian baru akan mendapatkan komisi.

Hingga uang sepeserpun aku tidak punya, untuk makan uang 50 ribu aku bisa
gunakan selama 2 minggu. Sepatu kujual kepada seorang teman yang kebetulan dia
kerja disalah satu perusahaan distributor kecap terkenal.

Dia sering berkata kasar, menurutnya mengantarkan aku ke kantor, dia rugi
tenaga, waktu dan bensin. (padahal kantorku itu sejalan dengan kantornya,
sehingga baik berangkat ataupun pulang tinggal jalan aja) tapi aku tetap terima.

Bahkan sempat dia bilang keaku untuk menjadi tukang parkir atau ngamen.. "kamu
kan bisa maen gitar, udah kamu ngamen aja biar kamu bisa makan.." ..Tuhan.. aku
lapar, dengan sangat aku meminta dia untuk dibelikan makan, sementara dia tahu
kalau aku belum punya penghasilan dan seorang perantau,sedangkan dia memang asli
orang sini dan dari keluarga yang cukup mampu.

Namun hari2 kulalui dengan sabar dan berdoa, berulang kali temanku mencela,
mencemooh pekerjaanku, namun aku hanya bisa berdoa sambil setiap hari
menghubungi orang demi orang untuk menjadi nasabah diperusahaanku.

Sampai akhirnya rasa putus asa begitu menyentak dadaku, hari itu uangku tinggal
seribu rupiah, aku sudah tidak bisa makan lagi hari itu, dan benar2 putus asa.

Akhirnya aku pergi keluar kantor dengan harapan ketemu dengan teman sekerjaku
dulu saat dipabrik untuk aku hutang, untuk ongkos pulang ke kotaku. Ketika
sedang menyusuri jalan dan melewati jembatan, aku melihat seorang tua duduk dan
memainkan harmonika. Disampingnya ada kaleng bekas untuk wadah uang.

Keadaan jalan sepi, namun kakek tua itu disitu, mungkin karena sudah tidak kuat
jalan atau gimana saya tidak tahu. Saat itu timbul rasa iba dihatiku, ternyata
orang setua itupun masih tetap mencari nafkah meski sudah renta sekali. Tanpa
pikir panjang uang seribu kuberikan ke kakek tersebut. Pulang kekostku dengan
jalan kaki yang berjarak hampir 3 Km. Air putih cukup untuk mengganjal perutku.

Keesokan harinya aku pergi ke kantor, menghubungi salah satu calon nasabahku..
(saat itu hari jum'at) ini adalah hari terakhirku di kota ini. Ternyata beliau
tertarik dan saat itu juga mau invest 50Jt, dan disuruh ngambil sebelum
jum'atan, wah..betapa bahagianya aku..

Hari-hari berlalu dengan cepat sekarang aku sudah menjadi salah satu manager di
perusahaan ini, aku juga sedang merintis sebuah studio music dikota kelahiranku,
dan temanku sekarang juga menjadi marketingku. dia minta kerja dan aku
menerimanya sebagai seorang teman sampai sekarang.Semoga aku selalu diingatkan
akan kebesaran-Mu ya Rabbi..agar aku selalu berjalan di Ridhamu..amien

Ternyata Allah mengganti seribuku dengan berlipat ganda..terimakasih Tuhan...

KARUNIA KEGAGALAN

Kehidupan ini, sebenarnya lebih mirip pelangi ketimbang sebuah foto hitam
putih. Setiap manusia akan merasakan begitu banyak warna kehidupan. Ia mungkin
mencintai sebagian warna tersebut. Akan tetapi, ia pasti tidak akan mencintai
semua warna itu.

Demikian pula dengan perasaan kita. Semua warna kehidupan yang
kita alami, akan kita respon dengan berbagai jenis perasaan yang berbeda-beda.
Maka, ada duka di depan suka, ada cinta di depan benci, ada harapan di depan
cemas, ada gembira di depan sedih. Kita merasakan semua warna itu, sebagai
respon kita terhadap berbagai peristiwa kehidupan yang kita hadapi.

Seseorang menjadi pahlawan, sebenarnya disebabkan sebagiannya oleh
kemampuannya mensiasati perasaan-perasaannya sedemikian rupa, sehingga ia tetap
berada dalam kondisi kejiwaan yang mendukung proses produktivitasnya.

Misalnya, ketika kita menghadapi kegagalan. Banyak orang yang
lebih suka mengutuk kegagalan dan menganggapnya sebagai musibah dan cobaan
hidup. Kita mungkin tidak akan melakukan itu seandainya di dalam diri kita ada
kebiasaan untuk memandang berbagai peristiwa kehidupan secara objektif, ada
tradisi jiwa besar, ada kelapangan dada, dan pemahaman akan takdir yang
mendalam.

Kegagalan, dalam berbagai aspek kehidupan, terkadang diperlukan
untuk mencapai sebuah sukses. Bahkan, dalam banyak cerita kehidupan yang pernah
kita dengar atau baca dari orang-orang sukses, kegagalan menjadi semacam faktor
pembeda dengan sukses, yang diturunkan guna menguatkan dorongan untuk sukses
dalam diri seseorang. Di sela-sela itu semua, kita juga membaca sebuah cerita,
tentang bagaimana kegagalan telah mengalihkan perhatian seseorang kepada
kompetensi inti, atau pusat keunggulan, yang semula tidak ia ketahui sama
sekali.

Itulah yang dialami oleh Ibnu Khaldun. Kita semua mengenal nama
ini sebagai seorang sejarawan dan filosof sejarah. Ia telah menulis sebuah buku
sejarah bangsa-bangsa dunia dengan sangat cemerlang. Namun, yang jauh lebih
cemerlang dari buku sejarah itu adalah tulisan pengantarnya yang memuat
kaidah-kaidah pergerakan sejarah, hukum-hukum kejatuhan, dan kebangunan
bangsa-bangsa. Tulisan pengantar itulah yang kemudian dikenal sebagai Muqaddimah
Ibnu Khaldun. Di negeri kita ”Muqaddimah” buku sejarah ini bahkan sudah
diterjemahkan, sementara buku sejarahnya sendiri belum diterjemahkan.

Buku Muqaddimah itulah yang mengantarkan Ibnu Khaldun menduduki
posisi sebagai filosof sejarah yang abadi dalam sejarah. Namun, mungkin jarang
diantara kita yang tahu kalau sesungguhnya buku itu merupakan hasil perenungan
selama kurang lebih empat bulan, atas kegagalannya sebagai praktisi politik.

Takdirnya adalah sebagai filosof sejarah. Bukan sebagai politisi
ulung. Akan tetapi, mungkinkah ia menemukan takdir itu, seandainya ia tidak
melewati deretan kegagalan yang membuatnya bosan dengan politik, dan membawanya
ke dalam perenungan-perenungan panjang diluar pentas politik, tetapi yang justru
kemudian membuatnya melahirkan karya monumental?

BUKAN AKU TAK CINTA

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang
paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal".

Bukan Aku Tak Cinta

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik
melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan
raya depan rumah. Belum ada.
Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar
lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang
menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak
digubrisnya.
Pukul 18.30. Tinnn........... Tiiiinnnnn.............. !!
Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang!
Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke
rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu
menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-
wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah
bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum
mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia
kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.
"Mama, mama.... Mama, mama...." Cassie menggerak-gerakkan
tangan Mama. Mama diam saja. Dengan cemas Cassie
bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit?
Mam, mana yang sakit?"
Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil
memejamkan mata. Cassie makin gencar bertanya, "Mama,
mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba... "Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan
berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi.
Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki
kecilnya gemetar.
Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah
apa?
Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati
Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya.
Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah
apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu
Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?
Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie
merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie
bertambah tinggi.
Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.
TIN TIIIN ! Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki
dari meja.
Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan
mengunci pintu.
Menghilang dari pandangan. "Cassie mana?". "Sudah makan
duluan, Tuan, Nyonya."
Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian
berpikir dengan hati terluka: Mengapa anakku sendiri, yang
kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya
tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa
salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak
tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu.

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya
dalam diam. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan
terluka.
Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor
landak?

AKU MENCIPTAKAN KAMU

Aku Menciptakan Kau !

Sebagai orang yang masih muda dan salah pergaulan, seringkali aku mengajukan
protes. Baik terbuka maupun terang-terangan. Baik kepada orang lain, baik kepada
orang lin maupun kepada diriku sendiri. Bahkan, baik protes kepada lingkungan,
alam dan semua di dalamnya maupun kepada Tuhan.
Seringkali dalam proses keberatanku pada Tuhan dengan segala keangkuhanNya aku
berseru dan memaki :
Mengapa Kau tidak pernah berpihak pada kaum lemah ?
Tuhan, Kau sama sekali tidak mendengar dan melihat apa yang kaum tersisih
rasakan !
Kau sama sekali tidak berbuat apa-apa !
Tiba-tiba, jauh di dalam lubuk hatiku, aku mendengar suara :
" Aku sudah berbuat banyak,
Aku telah menciptakan kau ! "

Aku diam, menangis dan bersumpah :
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya.

NEVER PERFECT IN THE WORLD

Never Perfect in the World

Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah seorang raja yang
bijaksana. Namanya Raja Henry. Raja Henry yang telah tua itu ingin segera turun
takhta.Raja Henry memiliki seorang anak bernama Pangeran Arthur.

Putra mahkota itu baik hati, bertanggung jawab, serta bijaksana. Ia juga dekat
dengan rakyat. Itu sebabnya ia sangat cocok untuk memerintah
kerajaan itu. Tetapi sayangnya ia belum beristeri.Padahal salah satu
syarat untuk menjadi raja di kerajaan itu, pangeran harus memiliki
isteri.Kesibukan di istana pun dimulai. Seluruh anggota kerajaan sibuk
mencarikan wanita yang cocok untuk Pangeran.

Tapi, tak satu pun wanita yang dapat membuat Pangeran Arthur
jatuh cinta. Selalu saja ada kekurangannya di mata Pangeran Arthur.
Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang ke
kerajaan dan menemui Pangeran yang sedang melamun di taman istana.
"Selamat pagi Pangeran Arthur!" sapa sang pengembara.
"Selamat pagi. Siapakah kau?" tanya Pangeran Arthur.
"Aku pengembara biasa. Namaku Theo.
Kudengar, Pangeran sedang bingung memilih calon isteri?" tanya Theo. "Ya, aku
bingung sekali. Semua wanita yang dikenalkan padaku, tidak ada yang menarik
hati. Ada yang cantik, tapi berkulit hitam. Ada yang putih, tetapi bertubuh
pendek. Ada yang bertubuh semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca.
Aduuh!" keluh Pangeran dengan wajah bingung."Hmm, bagaimana kalau kuajak
Pangeran berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisa
menemukan jalan keluar," ajak Theo sambil memandang wajah Pangeran yang tampak
letih.

"Ooh, baiklah," jawab Pangeran sambil melangkah.
Mereka berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana.

Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Disana mereka berbincang-bincang dengan
seorang nelayan.Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan Theo ke
rumahnya."Isteriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran
menyukainya," ujar si nelayan.Setibanya di rumah nelayan,terciumlah aroma ikan
bakar yang sangat lezat. Mereka duduk di teras rumah nelayan itu. Tak lama
kemudian keluarlah istri nelayan menghidangkan ikan bakar. Istri nelayan itu
bertubuh pendek. Ketika sang istri masuk ke dalam,Theo bertanya, "Wahai Nelayan!
Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?" Nelayan itu tersenyum lalu
menjawab,
"Aku mencintainya. Lagipula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia pun
pandai memasak."
Theo dan Pangeran Arthur mengangguk-angguk mengerti. Selesai makan,
mereka berterima kasih dan melanjutkan perjalanan.

Kini Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Disana
mereka menumpang istirahat. Rumah Pak Tani sangat bersih. Tak ada sedikit pun
debu. Mereka beberapa saat bercakap dengan Pak Tani. Lalu keluarlah isteri Pak
Tani menyuguhkan minuman dan kue-kue kecil. Bu Tani bertubuh sangat gemuk.
Pipinya tembam dan dagunya berlipat-lipat. Setelah Bu Tani pergi ke sawah, Theo
pun bertanya, "Pak Tani yang baik hati. Mengapa kau memilih isteri yang
gemuk?"Pak Tani tersenyum dan menjawab dengan suara bangga, "Ia adalah wanita
yang rajin. Lihatlah, rumahku bersih sekali bukan? Setiap hari ia
membersihkannya dengan teliti. Lagipula, aku sangat mencintainya."Pangeran dan
Theo mengangguk-angguk mengerti. Mereka lalu pamit, dan berjalan pulang ke
Istana.

Setibanya di Istana, mereka bertemu seorang pelayan dan isterinya.
Pelayan itu amat pendiam, sedangkan isterinya cerewet sekali. Theo
Kembali bertanya, "Pelayan, mengapa kau mau beristerikan wanita secerewet dia?"
Pelayan menjawab sambil merangkul isterinya, "Walau cerewet, dia sangat
memperhatikanku. Dan aku sangat mencintainya".

Theo dan Pangeran mengangguk-angguk mengerti.
Lalu berjalan dan duduk di tepi kolam istana.

Pangeran berkata pada Theo,"Kini aku mengerti.
Tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan calon isteriku.
Yang penting, aku mencintainya dan hatinya baik.

"Theo menarik nafas lega. Ia lalu membuka rambutnya yang ternyata palsu. Rambut
aslinya ternyata panjang dan keemasan. Ia juga membuka kumis dan jenggot
palsunya.

Kini di hadapan Pangeran ada seorang puteri yang cantik jelita. Puteri
itu berkata,"Pangeran, sebenarnya aku Puteri Rosa dari negeri tetangga. Ibunda
Pangeran mengundangku ke sini. Dan menyuruhku melakukan semua hal tadi. Mungkin
ibundamu ingin menyadarkanmu..."

Pangeran sangat terkejut tetapi kemudian berkata,"Akhirnya aku dapat
menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isteriku".
Mereka berdua akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya.

JANGAN SAMPAI TERLAMBAT

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, jalan terasa jauh bagi
orang yang lelah, waktu terasa semakin lama bagi orang yang sedang
menanti. Itulah waktu.

Waktu adalah salah satu berkat dari Tuhan yang boleh kita nikmati dan
kita pakai sebagaimana kita mau. Tetapi waktu juga adalah sesuatu di
mana kita harus bertanggung jawab terhadap penggunaannya.

Suatu hal yang pasti adalah setiap orang mempunyai waktu yang sama,
yaitu dua puluh empat jam dalam satu hari perjalanan hidupnya.
Pertanyaan kita, berapa waktu yang kita siapkan untuk pasangan hidup
kita?

Tak akan pernah terlalu awal untuk mengucapkan kata-kata yang baik
untuk seseorang yang kita sayangi. Tak akan pernah terlalu awal untuk
melakukan sesuatu yang membahagiakan untuk pasangan kita. Karena Anda
dan saya tidak akan pernah tahu seberapa cepat hal tersebut akan jadi
sesuatu yang terlambat dikatakan dan terlambat untuk melakukannya!
Maka, katakanlah hari ini, dan lakukanlah hari ini. Jangan tunda
sampai besok karena mungkin besok sudah terlambat. Demikianlah
Richard De Haan memberi nasihatnya.

Penyesalan

Seorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara berprestasi sangat
cemerlang. Dengan demikian, dia dipercaya oleh kalangan atas,
termasuk presidennya, untuk merawat kesehatan diri mereka pada dokter
yang pandai tersebut.

Setiap hari, hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat orang
lain berdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatan
berprestasi seperti itu. Hari demi hari dilalui dengan prestasi yang
menjulang. Semakin tinggi dan tak terbilang hadiah dan fasilitas
hidup yang menggiurkan diterimanya.

Begitu penuh jadwal hidupnya untuk mengurus orang lain, pergi berhari-
hari menemani jenderal ini dan itu, pergi berminggu-minggu untuk
menemani presiden ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk bertemu muka
dengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Dan keadaan
ini terus berlanjut dari waktu ke waktu.

Sampai suatu hari sepulang dari luar negeri menemani dan merawat
pejabat tinggi yang sedang sakit, setiba di depan rumahnya, sang
dokter melihat tenda terpasang dan kerumunan para kerabat dan
tetangganya. Dalam hati sang dokter bertanya: ada apa gerangan di
rumahku? Begitu keluar dari mobil, dia langsung bergegas masuk
menguak kerumunan para tamu yang menyampaikan ucapan belasungkawa.

Setiba di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta, wanita
yang menjadi belahan jiwanya, wanita yang selama ini ditinggalkannya
untuk bepergian menjalankan tugas-tugas untuk merawat dan
mempertahankan hidup orang lain. Tapi, satu-satunya wanita yang
diinginkan dalam hidupnya saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggal
setelah menderita sakit parah yang cukup lama, dan dia tidak mampu
merawatnya, apalagi memperpanjang masa hidupnya.

Maka, tercenunglah sang dokter. Dia bertanya ke mana saja aku ini,
kapan terakhir aku makan bersama dengan wanita kesayanganku, kapan
terakhir kali aku memeriksa kesehatannya, kapan terakhir kali aku
mengucapkan selamat berulang tahun untuknya. Oh, sudah lama-lama
sekali! Sekarang aku ingin mengucapkannya, sekarang aku ingin makan
bersamanya, sekarang aku ingin tidur bersamanya, tapi sudah
terlambat! Tidak ada hari esok lagi untuk melakukannya.

Seperti nasihat Rihard De Haan di muka tulisan ini, maka seorang
penulis tak dikenal telah menuliskan kata-kata yang menggugah
perasaan sebagai berikut.

Lebih baik kumiliki setangkai mawar mungil dari kebun seorang sahabat
daripada memiliki bunga-bunga pilihan ketika hidupku di dunia harus
berakhir.

Lebih baik mendengar kata-kata yang menyenangkan yang disampaikan
dengan kebaikan kepadaku pada saat aku hidup daripada pujian saat
jantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir.

Lebih baik kumiliki senyum penuh kasih dari sahabat-sahabat sejatiku
daripada air mata di sekeliling peti jenazahku ketika pada dunia ini
kuucapkan selamat tinggal.

Bawakan aku semua bungamu hari ini. Lebih baik kumiliki setangkai
yang mekar saat ini daripada satu truk penuh ketika aku meninggal dan
diletakkan di atas pusaraku.


Jangan sampai Anda menyesal dalam hidup ini. Hidup terlalu singkat
untuk dipakai "tidak peduli terhadap pasangan" serta "merasa kecewa
dan marah". Jadikan sentuhan, pelukan, dan kemesraan sebagai alat
untuk membangun fondasi yang kuat dalam hal membina hubungan suami-
istri. Sama seperti otot, kasih dapat menjadi kuat jika sering
digunakan. Sebaliknya, kasih juga bisa mati jika tidak disertai
perbuatan.

Mudah-mudah belum terlambat bagi saya dan pembaca untuk memulai
mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, apa yang seharusnya
dilakukan untuk membahagiakan pasangan hidup dan diri kita juga.
Lianny Hendranata

KOPI ASIN

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta. Si gadis
tampil luar biasa cantik. Banyak lelaki yang mencoba mengejar si
gadis. Si pria sebaliknya, tampil biasa saja dan tak ada yang begitu
memperhatikannya. Tapi, saat pesta usai, dia memberanikan diri
mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis
agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, dia mengangguk.
Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop. Si pria sangat
gugup, tangannya acap bergetar dan dia tak berkata apa pun. Si gadis
yang merasakan ketegangan itu, kian tak nyaman. Dia pun
berkata, "Tidakkah kita lebih baik pulang saja?" Namun, tiba-tiba
pria itu berkata, untuk pertama kalinya, sambil melambai pada
pelayan, "Bisa minta garam untuk kopi saya?" Semua orang yang
mendengar, memandang dengan aneh ke arah si pria itu. Si pria,
jelas, wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam
tersebut ke dalam kopinya, dan dengan tenang, meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi seperti
ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah
pantai dekat laut. Saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan
air laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini.
Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak
saya: ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya,
saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."

Begitu kalimat terakhir usai, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan
si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di
hadapannya. Si gadis berpikir, bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu
kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, perduli akan
rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga
mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh
di sana, masa kecilnya, dan keluarganya.

Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang
hangat, juga menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka
berdua. Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan
bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala
permintaannya: dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat
perduli.... betul-betul seseorang yang sangat baik. Ah, dia hampir
saja kehilangan seorang lelaki seperti itu. Untung ada kopi asin.

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta, sang
putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia
selamanya. Dan setiap sang putri membuat kopi untuk sang pangeran,
ia selalu membubuhkan garam di dalamnya, bukan gula, karena ia tahu
bahwa itulah yang disukai suaminya. Setelah 40 tahun, si pria
meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat. Dengan gemetar, si
istri membaca surat itu:

"Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur
hidupku bersamamu adalah dusta belaka. Meski hanya sebuah kebohongan
yang aku katakan padamu... tentang kopi asin. Ingat sewaktu kita
pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu. Sebenarnya
saya ingin minta gula, tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi
saya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa
tidaknyaman. Jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa
hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Awal keakraban dan
mata cinta kita. Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini,
untuk menjelaskannya padamu, tapi saya terlalu takut. Karena saya
telah berjanji untuk tidak berbohong, sekali pun. Sekarang saya
sekarat. Saya tidak takut apa-apa lagi, jadi saya katakan padamu
yang sejujurnya: saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan
rasanya sungguh tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur
hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekali pun
menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu
adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat
hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan
memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu
lagi."

Air mata si istri betul-betul membuat surat itu menjadi basah.
Kemudian hari, bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya
minum kopi pakai garam? Si gadis pasti menjawab, "rasanya manis,"
dengan senyuman, dan dua titik air mata di pipi.

[meski udah usang kayaknya masih enak kok dibaca lagi]

JANGAN BOSAN UCAPKAN "TERIMA KASIH"

Perkawinan yang dipenuhi kebahagiaan sudah tentu menjadi dambaan
setiap pasangan pengantin. Tapi apa mau dikata, tidak jarang
perkawinan yang awalnya dipenuhi kebahagiaan dan kemesraan harus
berakhir dengan perceraian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan,
putusnya ikatan tali perkawinan disebabkan tidak adanya lagi rasa
saling menghormati.
ementara, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Malaysia
terhadap pasangan yang dianggap paling berbahagia, berhasil diungkap
rahasia kesuksesan pasangan tersebut dalam mempertahankan
perkawinannya. Jika ingin perkawinan berjalan langgeng, ikuti saja
langkah pasangan tersebut.

Salah satu cara untuk mempertahankan keharmo-nisan rumah tangga,
menurut penelitian tersebut, pasangan senantiasa mendiskusikan
bersama apa yang menjadi harapan dan impiannya. Dimulai dengan
membicarakan hal-hal umum seperti memilih rumah idaman atau
merencanakan anggaran biaya sekolah anak.

Mengapa hal seperti ini begitu penting? Setiap pasangan, bahkan yang
paling berbahagia sekalipun, pasti akan melewati masa-masa sulit
ketika mereka menemui ketidaksepahaman dalam memecahkan sebuah
masalah. Namun, tetap menjaga komitmen dan tujuan bersama dalam
pikiran masing-masing sangat membantu keduanya untuk tidak pernah
menyerah mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Semakin tinggi frekuensi pasangan melakukan diskusi dan saling
berdialog, dapat pula membuat hubungan menjadi lebih akrab. Dengan
demikian, akan timbul perasaan dalam diri keduanya sebagai sebuah tim
yang harus mengegolkan cita-cita, yakni mempertahankan keutuhan
perkawinan.

Ketika saling menukar cerita, pasangan tidak pernah saling
menjatuhkan. Sebaliknya, ajang komunikasi tersebut dijadikan sarana
untuk mengekspresikan rasa setia dan mempertebal komitmen serta
memperkuat cinta mereka sebagai pasangan suami-istri. Jika hal itu
terlaksana dengan baik, niscaya masing-masing pihak akan merasakan
keuntungan hidup berumah tangga.

Penelitian itu pun memperlihatkan bahwa hubungan perkawinan pasangan
bahagia tersebut adalah tujuh bagian berdasarkan pertemanan dan tiga
bagian lainnya merupakan hubungan sebagai pasangan kekasih. Mereka
mengibaratkan hubungannya sebagai kekasih seperti hidangan pencuci
mulut. Sementara hubungan sebagai teman diibaratkan sebagai makanan
utama yang bisa memuaskan perasaan. Sepanjang perkawinan mereka pun
tak lepas saling memberikan kecupan mesra sambil tak lupa
mengatakan "aku sayang kamu".

Pasangan tersebut menemukan kebahagiaannya dan mencari kepuasan
dengan cara mengurus keperluan pasangannya. Dengan cara ini, masing-
masing pasangan merasa lebih dihargai. Hal yang tampaknya sepele,
namun bisa menyenangkan pasangan. Contohnya, saling bergantian
mencuci piring, atau menebus obat ketika salah seorang sakit.

Para ahli setuju bahwa kemampuan menghadapi konflik dalam
mempertahankan keinginan masing-masing dengan cara adu argumentasi
juga dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang baik. Mengapa? Setiap
pasangan pada dasarnya memiliki perbedaan. Jika perbedaan ini hanya
dipendam di bawah karpet, lama-kelamaan akan meracuni hubungan cinta
mereka. Oleh sebab itu, setiap pasangan sebaiknya saling melempar
pandangan dalam memecahkan masalah atau dalam menghadapi
ketidaksepakatan, misalnya dalam hal menerapkan disiplin anak.

Ketika suami merasa kesal melihat kondisi rumah yang berantakan oleh
sepeda anak, misalnya, jangan dimasukkan ke hati. Sebaliknya, berikan
saja ciuman mesra. Jangan pula menganggap dia sedang mengkritik kita,
pikirkan saja dia tengah mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan di
kantor. Sikap seperti itu akan membuat dirinya menjadi lebih tenang.

Jangan bosan mengucapkan "terima kasih" pada hal-hal yang kecil
sekalipun, seperti ketika salah satu pasangan membereskan meja makan
atau membuang sampah. Terima kasih adalah kalimat yang mempunyai
pengaruh begitu besar. Kalimat itu membuat kita merasa lebih dihargai
sehingga kita menjadi ingin melakukan lebih pada orang yang
mengucapkannya.

Salah satu persoalan terbesar dalam perkawinan saat ini adalah
kurangnya waktu dalam kebersamaan. Namun, pasangan yang berbahagia
tersebut selalu mengatur jadwal mereka untuk dapat meluang waktunya
bersama, setidaknya seminggu sekali. Kebersamaan bisa dilakukan di
mana saja tanpa pergi ke luar bersama-anak-anak. Lakukan saja di
rumah, misalnya dengan cara menonton video bersama istri dan anak-
anak.

Meluangkan waktu bersama dalam suasana riang gembira sangat penting
bagi perkawinan. Sepenting udara, air, atau makanan yang membuat
manusia bertahan hidup. Perasaan suka cita dalam kebersamaan dengan
seseorang yang kita anggap sebagai teman bermain akan menyuburkan
perasaan cinta. (RI/W-9)